Mendidik Anak adalah tanggungjawab yang besar bagi oranagtua
Sunday 25 jan 2015, berfikir sejenak tentang bagaimana cara oranhtua mendidik dan membesarkan ada sejak usia dini. Terasa berat memang tapi inilah proses yang harus dilampaui oleh para orangtua. Sejak dahulu sampai era modern seperti sekarang banyak orangtua yang mungkin lalai dalam mendidik anak2nya, contoh kata seķarang banyak para generasi muda yang masih bau kencur sudah bisa bertuturkata,berbuat seperti bukan anak diusia mereka, mereka pandai bersolek,berani ngomong kasar dll. Nah hal inilah yang harus diwaspadai oleh para orangtua, yang jadi pertanyaan apakah para orangtua yang salah mendidik anak2nya ato anak2nya yang salah bergaul? Miris memang kalau melihat diera sekarang banyak anak2 yang pemikiranya melampaui usia yang seharusnya mereka masih sibuk dengan yang namanya bermain.
“Bagaikan mengukir di atas batu”. Pepatah ini merujuk pada makna mendidik anak pada waktu masih kecil hasilnya akan terbawa hingga waktu yang lama. Karena itu makin dini usia anak mendapat pendidikan, makin besar nilai-nilai yang diperoleh akan membekas dalam dirinya kelak. Siapa lagi yang bisa memberi pendidikan sedini mungkin itu kalau bukan keluarga? Kedua orang tuanya? Seorang anak dalah belahan jiwa para orangtua, Itulah anak, buah hati para orang tua, anugerah terbesar yang membawa kebahagiaan tak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Dengan catatan para orang tua mampu mengemban amanah, mendidik anak-anaknya menjadi anak yang shaleh-shalehah yang taat kepada Allah swt.
Seorang anak diusia dini pertumbuhannya akan merespon segala rangsangan (stimulus) dari luar. Itu yang disebut sebagai golden age atau masa emas pertumbuhan yang aktivis anak, mulai 0 hingga 4 tahun. Akan tetapi mengacu dari beberapa pakar penelitian bahwa mendidik anak bisa dimulai dari dalam kandungan, bagaimana menstimulasi otak sibayi, bagaimana mengajaknya berbicara sewaktu msh dalam kandungan, emosi sang bayi, rasa senang,sedih itu semua bayi rasakan walau masih didalam kandungan. Seperti banyak yang kita ketahui bahwa banyak anak yang up karena tekanan orangtua, seperti anak dituntut untuk jadi juara 1, dipaksa mengikuti les, justru itu yang membuat anak menjadi strest karena tanpa orangtua sadari bahwa perihal semacam itu adalah suatu paksaan agar menuruti kemauan orangtua bukan keinginan sang anak, padahal disini seharusnya kita sebagai orangtua membimbing, menuruti apa sih yang anak inginkan agar anak merasa nyaman, senang, bahagia itulah yang sebenarnya diinginkan sang anak... (kok tiba2 cara pikirku serius ya..efek mmg pengen nulis hihihi....)
Tapi kadang ada beberapa kesalahan yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak. Diantaranya Kesalahan itu ada dalam masalah komunikasi. Seperti mengatakan “awas, jangan, tidak boleh,” meskipun sepele namun akan berdampak pada kejiwaan anak hingga dewasa nanti. Pemikiran anak akan terbangun dari kata-kata yang diterimanya setiap hari. Jika sang anak banyak menerima kata negatif tentang dirinya maka anak tersebut akan memiliki citra diri negatif pula, dan sebaliknya. Mungkin sebagai masukan hendaklah kita sebagai orangtua memberikan bimbingan,pendekantan pada sang anak melalui kasih sayang yang orangtua berikan dan insyaallah anak akan lebih memahami apa yang orangtua maksud bukan malah memberikan anak kata2 kasar, justru itu akan membuat sang anak jauh dari orangtua, mereka akan lebih merasa nyaman cerita masalahnya kepada teman ato saudara itulah yang akan memberikan dampak negatif pada sang anak nantinya. Ayo para orangtua mulailah beri perhatian lebih untuk sang buah hati agar kelak mereka bisa menjadi anak2 yang bisa dibanggakan ....
0 komentar:
Posting Komentar