***
Cinta itu butuh kesabaran..Sampai dimanakah kita harusbersabar menanti cinta kita???Hari itu.. aku dengannyaberkomitmen untuk menjaga cintakita..Aku menjadi perempuan yg palingbahagia …..Pernikahan kami sederhananamun meriah …..Ia menjadi pria yang sangatromantis pada waktu itu.Aku bersyukur menikah denganseorang pria yang shaleh, pintar,tampan & mapan pula.Ketika kami berpacaran dia sudahsukses dalam karirnya.Kami akan berbulan madu ditanah suci, itu janjinya ketika kamiberpacaran dulu..Dan setelah menikah, akumengajaknya untuk umroh ketanah suci …Aku sangat bahagia dengannya,dan dianya juga sangatmemanjakan aku … sangat terlihatdari rasa cinta dan rasasayangnya pada ku.Banyak orang yang bilang kamiadalah pasangan yang serasi.Sangat terlihat sekali bagaimansuamiku memanjakanku. Dan akubahagia menikah dengannya.
***Lima tahun berlalu sudah kamimenjadi suami istri, sangat takterasa waktu begitu cepaberjalan walaupun kami hanyahidup berdua saja karena sampaisaat ini aku belum bisamemberikannya seorang malaikatkecil (bayi) di tengahkeharmonisan rumah tanggakamiKarena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadiaku harus berusaha untukmendapatkan penerus generasibaginya.Alhamdulillah saat itu suamikumendukungku …Ia mengaggap Allah belummempercayai kami untuk menjagatitipan-NYA.Tapi keluarganya mulai resah. Dariawal kami menikah, ibu & adiknyatidak menyukaiku. Aku seringmendapat perlakuan yang tidakmenyenangkan dari mereka,namun aku selalu berusahamenutupi hal itu dari suamiku …Didepan suami ku mereka berlakusangat baik padaku, tapidibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka …Pernah suatu ketika satu tahunusia pernikahan kami, suamikumengalami kecelakaan, mobilnyahancur. Alhamdulillah suami kuselamat dari maut yang hampirmembuat ku menjadi seorangjanda itu.Ia dirawat dirumah sakit padasaat dia belum sadarkan dirisetelah kecelakaan. Aku selalumenemaninya siang & malamsambil kubacakan ayat-ayat suciAl – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan daritempat aku melakukan aktivitassosial ku, aku sibuk mengurussuamiku yang sakit karenakecelakaan.Namun saat ketika aku kembali kerumah sakit setelah dari rumahkami, aku melihat di dalamkamarnya ada ibu, adik-adiknyadan teman-teman suamiku, dandisaat itu juga.. aku melihat adaseorang wanita yang sangatakrab mengobrol dengan ibumertuaku. Mereka tertawamenghibur suamiku.Alhamdulillah suamiku ternyatasudah sadar, aku menangis ketikamelihat suami ku sudah sadar,tapi aku tak boleh sedih dihadapannya.Kubuka pintu yang tertutup rapatitu sambil mengatakan,“ Assalammu’alaikum” danmereka menjawab salam ku. Akuberdiam sejenak di depan pintudan mereka semua melihatku.Suamiku menatapku penuh manja,mungkin ia kangen padakukarena sudah 5 hari mata nyaselalu tertutup.Tangannya melambai,mengisyaratkan aku untukmemegang tangannya erat.Setelah aku menghampirinya,kucium tangannya sambil berkata“ Assalammu’alaikum”, ia punmenjawab salam ku dengansuaranya yg lirih namun penuhdengan cinta. Aku pun senyummelihat wajahnya.Lalu.. Ibu nya berbicara denganku…
“Fis, kenalkan ini Desi temanFikri”.Aku teringat cerita dari suamikubahwa teman baiknya pernahmencintainya, perempuan itubernama Desi dan dia sangatakrab dengan keluarga suamiku.Hingga akhirnya aku bertemudengan orangnya juga. Aku punlangsung berjabat tangandengannya, tak banyak aku bicaradi dalam ruangan tersebut,akutak mengerti apa yg merekabicarakan.Aku sibuk membersihkan &mengobati luka-luka di kepalasuamiku, baru sebentar akumembersihkan mukanya, tiba-tibaadik ipar ku yang bernama Dianmengajakku keluar, ia mintaditemani ke kantin. Dan suamikupun mengijinkannya. Kemudianaku pun menemaninya.Tapi ketika di luar adik ipar kuberkata, ”lebih baik kau pulangsaja, adakami yg menjaga abang disini. Kauistirahat saja. ”Anehnya, aku tak diperbolehkanberpamitan dengan suamikudengan alasan abang harusbanyak beristirahat dan karenapsikologisnya masih labil. Akuberdebat dengannyamempertanyakan mengapa akutidak diizinkan berpamitandengan suamiku. Tapi tiba-tibaibu mertuaku datangmenghampiriku dan ia jugamengatakan hal yang sama.Nantinya dia akan memberi alasanpada suamiku mengapa akupulang tak berpamitan padanya,toh suamiku selalu menurut apakata ibunya, baik ibunya Salahataupun Tidak, suamiku tetap sajamembenarkannya. Akhirnya akupun pergi meninggalkan rumahsakit itu dengan linangan airmata.Sejak saat itu aku tidak pernadiijinkan menjenguk suamikusampai ia kembali dari rumahsakit. Dan aku hanya bisamenangis dalam kesendirianku.Menangis mengapa mereksangat membenciku.
***Hari itu.. aku menangis tanpasebab, yang ada di benakku akutakut kehilangannya, aku takutcintanya dibagi dengan yang lain.Pagi itu, pada saat akumembersihkan pekarangan rumahkami, suamiku memanggil ku ketaman belakang, ia baru sajaselesai sarapan, ia mengajakkududuk di ayunan favorit kamisambil melihat ikan-ikan yangbertaburan di kolam air mancuritu.Aku bertanya, ”Ada apa kamumemanggilku?”Ia berkata, ”Besok aku akanmenjenguk keluargaku diSabang ”Aku menjawab, ”Ia sayang.. akutahu, aku sudah mengemasibarang-barang kamu di travel bagdan kamu sudah memeegangtiket bukan ?”“Ya tapi aku tak akan lamadisana, cuma 3 minggu akudisana, aku juga sudah lama tidakbertemu dengan keluargabesarku sejak kita menikah danaku akan pulang dengan mamaku ”, jawabnya tegas.“Mengapa baru sekarang bicaraaku pikir hanya seminggu sajakamu disana ?“, tanya ku balikkepadanya penuh dengan rasapenasaran dan sedikit rasakecewa karena ia barumemberitahukan rencanakepulanggannya itu, padahal akutelah bersusah payah mencarikantiket pesawat untuknya.” Mama minta aku yangmenemaninya saat pulangnanti ”, jawabnya tegas.”Sekarang aku ingin sehariandengan kamu karena nanti kita 3minggu tidak bertemu, ya kan ?”,lanjut nya lagi sambil memelukkudan mencium keningku. Hatikusedih dengan keputusannya, tapitak boleh aku tunjukkan padanya.Bahagianya aku dimanja dengansuami yang penuh dengan rasasayang & cintanya walauterkadang ia bersikap kurang adilterhadapku.Aku hanya bisa tersenyum saja,padahal aku ingin bersamaSuamiku, tapi karena keluarganyatidak menyukaiku hanya karenamereka cemburu padaku karenaSuamiku sangat sayang padaku.Kemudian aku memutuskan agaria saja yg pergi dan kami jugaharus berhemat dalampengeluaran anggaran rumahtangga kamiKarena ini acara sakral bagikeluarganya, jadi seluruhkeluarganya harus komplit.Walaupun begitu, aku pun tetaptak akan diperdulikan olehkeluarganya harus datangataupun tidak. Tidak hadir justrumembuat mereka sangat senangdan aku pun tak mau membuatriuh keluarga ini.Malam sebelum kepergiannya, akumenangis sambil membereskankeperluan yang akan dibawanyake Sabang, ia menatapku danmenghapus airmata yang jatuhdipipiku, lalu aku peluk eratdirinya. Hati ini bergumam takmerelakan dia pergi seakan terjadisesuatu, tapi aku tidak tahu apayang akan terjadi. Aku hanya bisamenangis karena akan ditinggalpergi olehnya.Aku tidak pernah ditinggal pergiselama ini, karena kami selalubersama-sama kemana pun iapergi.Apa mungkin aku sedih karenaaku sendirian dan tidak memilikiteman, karena biasanya hanyapembantu sajalah temanmengobrolku.Hati ini sedih akan di tinggal pergiolehnya.Sampai keesokan harinya, akuterus menangis.. menangisikepergiannya. Aku tak tahumengapa sesedih ini, perasaankutak enak, tapi aku tak boleberburuk sangka. Aku haruspercaya apada suamiku. Dia pastiakan selalu menelponku.
***Berjauhan dengan suamiku, akumerasa sangat tidak nyaman, akumerasa sendiri. Untunglah akumempunyai kesibukan sebagaiseorang aktivis, jadinya aku takterlalu kesepian ditinggal pergi keSabang.Saat kami berhubungan jarakjauh, komunikasi kami memburukdan aku pun jatuh sakit. Rahimkuterasa sakit sekali seperti di lilitoleh tali. Tak tahan aku menahanrasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalamipendarahan. Aku dilarikan kerumah sakit oleh adik laki-lakikuyang kebetulan menemanikudisana. Dokter memvonis akuterkena kanker mulut rahimstadium 3.Aku menangis.. apa yang bisa akubanggakan lagi..Mertuaku akan semakinmenghinaku, suamiku yangmalang yang selalu berharap akanpunya keturunan dari rahimku.namun aku tak bisamemberikannya keturunan. Dankemudian aku hanya bisamemeluk adikku.Aku kangen pada suamiku, akuselalu menunggu ia pulang danbertanya-tanya, “kapankah iasegera pulang?” aku tak tahu..Sementara suamiku disana, akutidak tahu mengapa ia selalumarah-marah jika menelponkuBagaimana aku akanmenceritakan kondisiku jika iaselalu marah-marah terhadapku..Lebih baik aku tutupi dulutentang hal ini dan aku juga takmau membuatnya khawatirselama ia berada di Sabang.Lebih baik nanti saja ketika iasudah pulang dari Sabang, akuakan cerita padanya. Setiap hariaku menanti suamiku pulang, haridemi hari aku hitung …Sudah 3 minggu suamiku diSabang, malam itu ketika akusedang melihat foto-foto kami,ponselku berbunyi menandakanada sms yang masuk.Kubuka di inbox ponselku,ternyata dari suamiku yang sms.Ia menulis, “aku sudah beli tiketuntuk pulang, aku pulangnya satuhari lagi, aku akan kabarin lagi ”.Hanya itu saja yang diinfokannya.Aku ingin marah, tapi aku pendamsaja ego yang tidak baik ini. Hariyg aku tunggu pun tiba, akumenantinya di rumah.Sebagai seorang istri, aku punberdandan yang cantik danmemakai parfum kesukaannyauntuk menyambut suamikupulang, dan nantinya aku jugakan menyelesaikan masalahkomunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.Bel pun berbunyi, kubukakanpintu untuknya dan ia punmengucap salam. Sebelum masuk,aku pegang tangannya kedepanteras namun ia tetap berdiri, akumembungkuk untuk melepaskansepatu, kaos kaki dan kucucikedua kakinya, aku tak mau adasyaithan yang masuk ke dalamrumah kami.Setelah itu akupun berdirilangsung mencium tangannyatapi apa reaksinya..Masya Allah.. ia tidak menciumkeningku, ia hanya diam danlangsung naik keruangan atas,kemudian mandi dan tidur tanpabertanya kabarku..Aku hanya berpikir, mungkin diacapek. Aku pun segera merapikanbawaan nya sampai aku puntertidur. Malam menunjukkan 1/3malam, mengingatkan aku padatempat mengadu yaitu Allah, SangMaha Pencipta.Biasa nya kami selaluberjama ’ah, tapi karena melihatnya tidur sangat pulas, aku taktega membangunkannya. Akuhanya mengelus wajahnya danaku cium keningnya, lalu akusholat tahajud 8 rakaat plus witir3 raka ’at.
***Aku mendengar suara mobilnya,aku terbangun lalu aku melihatdirinya dari balkon kamar kamiyang bersiap-siap untuk pergi.Lalu aku memanggilnya tapi ia takmendengar. Kemudian aku ambilJilbabku dan aku berlari dari ataske bawah tanpa memperdulikandarah yg bercecer dari rahimkuuntuk mengejarnya tapi ia begitucepat pergi.Aku merasa ada yang anehdengan suamiku. Ada apa dengansuamiku? Mengapa ia bersikaptidak biasa terhadapku?Aku tidak bisa diam begitu saja,firasatku mengatakan adasesuatu. Saat itu juga akulangsung menelpon kerumahmertuaku dan kebetulan Dianyang mengangkat telponnya, akubercerita dan aku bertanya apayang sedang terjadi dengansuamiku. Dengan enteng iamenjawab, “Loe pikir ajasendiri!!!”. Telpon pun langsungterputus.Ada apa ini? Tanya hatiku penuhdalam kecemasan. Mengapasuamiku berubah setelah iakembali dari kota kelahirannya.Mengapa ia tak mau berbicarapadaku, apalagi memanjakan aku.Semakin hari ia menjadi orangyang pendiam, seakan ia telahmelepas tanggung jawabnyasebagai seorang suami. Kamihanya berbicara seperlunya saja,aku selalu diintrogasinya. Selalubertanya aku dari mana danmengapa pulang terlambat dan iabertanya dengan nada yg kerasSuamiku telah berubah..Bahkan yang membuat ku kaget,aku pernah dituduhnya berzinadengan mantan pacarku. Inginrasanya aku menampar suamikuyang telah menuduhku serendahitu, tapi aku selalu ingat..sebagaimana pun salahnyaseorang suami, status suami tetapdi atas para istri, itu pedomanyang aku pegang.Aku hanya berdo ’a semogasuamiku sadar akan prilakunya.
***Dua tahun berlalu, suamiku takkunjung berubah juga. Akumenangis setiap malam, lelahmenanti seperti ini, kami sepertiorang asing yang baru sajaberkenalan.Kemesraan yang kami ciptakandulu telah sirna. Walaupunkondisinya tetap seperti itu, akutetap merawatnya & menyiakansegala yang ia perlukan.Penyakitkupun masih aku simpandengan baik dan sekalipun ia takpernah bertanya perihal obat apayang aku minum. Kebahagiaan kutelah sirna, harapan menjadi ibupun telah aku pendam. Aku taktahu kapan ini semua akanberakhir.Bersyukurlah.. aku punyapenghasilan sendiri dariaktifitasku sebagai seorang gurungaji, jadi aku tak perlu memintauang padanya hanya untukpengobatan kankerku. Aku punhanya berobat semampuku.Sungguh.. suami yang dulu akupuja dan aku banggakan,sekarang telah menjadi orangasing bagiku, setiap aku bertanyaia selalu menyuruhku untukberpikir sendiri. Tiba-tiba sajamalam itu setelah makan malamusai, suamiku memanggilku.“Ya, ada apa Yah!” sahutkudengan memanggil namakesayangannya “Ayah”.“Lusa kita siap-siap ke Sabangya.” Jawabnya tegas.“Ada apa? Mengapa?”, sahutkupenuh dengan keheranan.Astaghfirullah.. suami ku yangdulu lembut tiba-tiba saja menjadikasar, dia membentakku.Sehingga tak ada lagi kelanjutandiskusi antara kami.Dia mengatakan ”Kau ikut sajajangan banyak tanya!!”Lalu aku pun bersegeramengemasi barang-barang yangakan dibawa ke Sabang sambilmenangis, sedih karena suamikukini tak ku kenal lagi.Lima tahun kami menikah dansudah 2 tahun pula ia menjadiorang asing buatku. Ku lihatkamar kami yg dulu hangat penuhcinta yang dihiasi foto pernikahankami, sekarang menjadi dingin..sangat dingin dari batu es. Akumenangis dengan kebingunganini. Ingin rasanya aku berontakberteriak, tapi aku tak bisa.Suamiku tak suka dengan wanitayang kasar, ngomong dengannada tinggi, suka membantingbarang-barang. Dia bilangperbuatan itu menunjukkan sikapketidakhormatan kepadanya. Akuhanya bisa bersabar menantinyabicara dan sabar mengobatipenyakitku ini, dalamkesendirianku..
***Kami telah sampai di Sabang, akumasih merasa lelah karenasemalaman aku tidak tidur karenaterus berpikir. Keluarga besarnyajuga telah berkumpul disana,termasuk ibu & adik-adiknya. Akutidak tahu ada acara apa ini..Aku dan suamiku pun masuk kekamar kami. Suamiku tak betahdidalam kamar tua itu, ia punlangsung keluar bergabundengan keluarga besarnya.Baru saja aku membongkar koperkami dan ingin memasukkannyake dalam lemari tua yg berada didekat pintu kamar, lemari tuayang telah ada sebelum suamikulahir, tiba-tiba Tante Lia, tanteyang sangat baik padakumemanggil ku untuk bersegeraberkumpul diruang tengah, akupun menuju ke ruang keluargayang berada ditengah rumahbesar itu, yang tampak sepertirumah zaman peninggalanbelanda.Kemudian aku duduk disampingsuamiku, dan suamiku menundukpenuh dengan kebisuan, aku takberani bertanya padanya.Tiba-tiba saja neneknya, orangyang dianggap paling tua danpaling berhak atas semuanya,membuka pembicaraan.“Baiklah, karena kalian telahberkumpul, nenek ingin bicaradengan kau Fisha ”. Neneknyberbicara sangat tegas, dengansorot mata yang tajam.” Ada apa ya Nek?” sahutkudengan penuh tanya..Nenek pun menjawab, “Kautelah bergabung dengan keluargakami hampir 8 tahun, sampai saatini kami tak melihat tanda-tandakehamilan yang sempurna sebabselama ini kau selalukeguguran !!“.Aku menangis.. untuk inikah akudiundang kemari? Untuk dihinaataukah dipisahkan dengansuamiku?“ Sebenarnya kami sudah punyacalon untuk Fikri, dari dulu..sebelum kau menikah dengannya.Tapi Fikri anak yang keras kepala,tak mau di atur,dan akhirnyamenikahlah ia dengan kau. ”Neneknya berbicara sangatlantang, mungkin logat orangSabang seperti itu semua.Aku hanya bisa tersenyum danmelihat wajah suamiku yangkosong matanya.“Dan aku dengar dari ibumertuamu kau pun sudahberkenalan dengannya ”,neneknya masih melanjutkanpembicaraan itu.Sedangkan suamiku hanyaterdiam saja, tapi aku lihat airmatanya. Ingin aku peluk suamikuagar ia kuat dengan semua ini,tapi aku tak punya keberanian itu.Neneknya masih saja berbicarapanjang lebar dan yang terakhirdari ucapannya dengan mimikwajah yang sangat menantangkemudian berkata, “kau maunyagimana? kau dimadu ataudiceraikan ?“MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. akuingin jatuh pingsan. Hati iniseakan remuk mendengarnya,hancur hatiku. Mengapakeluarganya bersikap seperti interhadapku..Aku selalu munutupi masalah inidari kedua orang tuaku yangtinggal di pulaukayu, mereka mengira aku sangatbahagia 2 tahun belakangan ini.“ Fish, jawab!.” Dengan tegasIbunya langsung memintakuuntuk menjawab.Aku langsung memegang tangansuamiku. Dengan tangan yangdingin dan gemetar akumenjawab dengan tegas.Walaupun aku tidak bisaberdiskusi dulu dengan imamku,tapi aku dapat berdiskusidengannya melalui bathiniah.‘’ Untuk kebaikan dan masadepan keluarga ini, aku akanmenyambut baik seorang wanitabaru dirumah kami.. ”Itu yang aku jawab, dengan katalain aku rela cintaku dibagi. Danpada saat itu juga suamikumemandangku dengan tetesan airmata, tapi air mataku tak sedikitpun menetes di hadapan mereka.Aku lalu bertanya kepadasuamiku, “Ayah siapakah yangakan menjadi sahabatku dirumahkita nanti, yah ?”Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”Aku pun langsung menarik napasdan langsung berbicara, ”Kapanpernikahannya berlangsung? Apayang harus saya siapkan dalampernikahan ini Nek?. ”Ayah mertuaku menjawab,“ Pernikahannya 2 minggulagi.””Baiklah kalo begitu saya akanmenelpon pembantu di rumah,untuk menyuruhnya mengurus KKkami ke kelurahan besok ”,setelah berbicara seperti itu akupermisi untuk pamit ke kamarTak tahan lagi.. air mata ini akanturun, aku berjalan sangat cepat,aku buka pintu kamar dan akulangsung duduk di tempat tidur.Ingin berteriak, tapi aku sendiridisini. Tak kuat rasanya menerimahal ini, cintaku telah dibagi. Sakit.Diiringi akutnya penyakitku..Apakah karena ini suamikumenjadi orang yang asing selama2 tahun belakangan ini?Aku berjalan menuju ke meja rias,kubuka jilbabku, aku bercerminsambil bertanya-tanya, “sudahtidak cantikkah aku ini?“Ku ambil sisirku, aku menyisirirambutku yang setiap hari rontok.Kulihat wajahku, ternyata akumemang sudah tidak cantik lagi,rambutku sudah hampir habis..kepalaku sudah botak dibagiantengahnya.Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka,ternyata suamiku yang datang, iaberdiri dibelakangku. Tak kuhapusair mata ini, aku bersegeramemandangnya dari cermin mejarias itu.Kami diam sejenak, lalu aku mulaipembicaraan, “terima kasihayah, kamu memberi sahabatkepada ku. Jadi aku tak perlusedih lagi saat ditinggal pergikamu nanti! Iya kan?. ”Suamiku mengangguk sambilmelihat kepalaku tapi taksedikitpun ia tersenyum danbertanya kenapa rambutkurontok, dia hanya mengatakanjangan salah memakai shampo.Dalam hatiku bertanya,“ mengapa ia sangat cuek?”dan ia sudah tak memanjakankulagi. Lalu dia berkata, “sudahmalam, kita istirahat yuk!““Aku sholat isya dulu baru akutidur”, jawabku tenang.Dalam sholat dan dalam tidur akumenangis. Ku hitung mundurwaktu, kapan aku akan berbagiSuami dengannya. Aku pun ikutsibuk mengurusi pernikahansuamiku.Aku tak tahu kalau Desi orangSabang juga. Sudahlah, inimungkin takdirku. Aku inginsuamiku kembali seperti dulu,yang sangat memanjakan akuatas rasa sayang dan cintanya itu..
***Malam sebelum hari pernikahansuamiku, aku menulis curahanhatiku di laptopku.Di laptop aku menulis saat-saatterakhirku melihat suamiku, akumarah pada suamiku yang telahmenelantarkanku. Aku menangismelihat suamiku yang sedangtidur pulas, apa salahku? sampaiia berlaku sekejam itu kepadaku.Akusave di mydocument yang bertitle“ Aku Mencintaimu Suamiku.”Hari pernikahan telah tiba, akutelah siap, tapi aku tak sanggupuntuk keluar. Aku berdiri didekatjendela, aku melihat matahari,karena mungkin saja aku takkanbisa melihat sinarnya lagi. Akuberdiri sangat lama.. lalu suamikuyang telah siap dengan pakaianpengantinnya masuk danberbicara padaku.“ Apakah kamu sudah siap?”Kuhapus airmata yang menetesdiwajahku sambil berkata :“ Nanti jika ia telah sah jadiistrimu, ketika kamu membawa iamasuk kedalam rumah ini, cucilahkakinya sebagaimana kamumencuci kakiku dulu, lalu ketikakalian masuk ke dalam kamarpengantin bacakan do ’a diubun-ubunnya sebagaimana yangkamu lakukan padaku dulu. Lalusetelah itu.. ”, perkataankuterhenti karena tak sanggup akumeneruskan pembicaraan itu, akuingin menagis meledak.Tiba-tiba suamiku menjawab“ Lalu apa Bunda?”Aku kaget mendengar kata itu,yang tadinya aku menundukseketika aku langsungmenatapnya dengan mata yangberbinar-binar …“Bisa kamu ulangi apa yangkamu ucapkan barusan?”,pintaku tuk menyakini bahwakuping ini tidak salah mendengar.Dia mengangguk dan berkata,” Baik bunda akan ayah ulangi,lalu apa bunda?”, sambil iamengelus wajah dan menghapusairmataku, dia agak sedikitmembungkuk karena dia sangattinggi, aku hanya sedadanya saja.Dia tersenyum sambil berkata,” Kita lihat saja nanti ya!”. Diamemelukku dan berkata, “bundaadalah wanita yang paling kuatyang ayah temui selain mama ”..Kemudian ia mencium keningku,aku langsung memeluknya eratdan berkata, “Ayah, apakah iniakan segera berakhir? Ayahkemana saja? Mengapa Ayahberubah? Aku kangen sama Ayah?Aku kangen belaian kasih sayangAyah? Aku kangen denganmanjanya Ayah? Aku kesepianAyah? Dan satu hal lagi yangharus Ayah tau, bahwa aku tidakpernah berzinah! Dulu.. waktuawal kita pacaran, aku memangbelum bisa melupakannya, setelah4 bulan bersama Ayah baru bisaaku terima, jika yang dihadapankuitu adalah lelaki yang aku cari.Bukan berarti aku pernah berzinAyah. ” Aku langsung bersujud dikakinya dan muncium kakiimamku sambil berkata, ”Akuminta maaf Ayah, telahmembuatmu susah ”.Saat itu juga, diangkatnyabadanku.. ia hanya menangis.Ia memelukku sangat lama, 2tahun aku menanti dirinyakembali. Tiba-tiba perutku sakit,ia menyadari bahwa ada yangtidak beres denganku dan ibertanya, ”bunda baik-baik sajakan?” tanyanya dengan penuhkhawatir.Aku pun menjawab, “bisamemeluk dan melihat kamukembali seperti dulu itu sudahmebuatku baik, Yah. Aku hanyatak bisa bicara sekarang “.Karena dia akan menikah. Aku takmau membuat dia khawatir. Diaharus khusyu menjalani acaraprosesi akad nikah tersebut.
***Setelah tiba dimasjid, ijab-qabulpun dimulai. Aku dudukdiseberang suamiku.Aku melihat suamiku dudukberdampingan denganperempuan itu, membuat hati inicemburu, ingin berteriakmengatakan, “Ayah jangan!!”,tapi aku ingat akan kondisiku.Jantung ini berdebar kencang saatmendengar ijab-qabul tersebut.Begitu ijab-qabul selesai, akumenarik napas panjang. Tante Lia,tante yang baik itu, memelukku..Dalam hati aku berusaha untukmenguatkan hati ini. Ya … akukuat.Tak sanggup aku melihat merekaduduk bersanding dipelaminan.Orang-orang yang hadir di acararesepsi itu iba melihatku, merekamelihatku dengan tatapan sangaaneh, mungkin melihat wajahkuyang selalu tersenyum, tapidibalik itu.. hatiku menangis.Sampai dirumah, suamikulangsung masuk ke dalam rumahbegitu saja. Tak mencuci kakinya.Aku sangat heran denganperilakunya. Apa iya, dia tidaksuka dengan pernikahan ini?Sementara itu Desi disambuthangat di dalam keluargasuamiku, tak seperti aku dahulu,yang di musuhi.Malam ini aku tak bisa tidur,bagaimana bisa? Suamiku akantidur dengan perempuan yangsangat aku cemburui. Aku taktahu apa yang sedang merekalakukan didalam sana.Sepertiga malam pada saat akuingin sholat lail aku keluar untukberwudhu, lalu aku melihat adalelaki yang mirip suamiku tidurdisofa ruang tengah. Kudekati lalukulihat. Masya Allah.. suamiku taktidur dengan wanita itu, iaternyata tidur disofa, aku dudukdisofa itu sambil mengheluswajahnya yang lelah, tiba-tiba iamemegang tangan kiriku, tentusaja aku kaget.“ Kamu datang ke sini, aku puntahu”, ia berkata seperti itu. Akutersenyum dan megajaknya sholatlail. Setelah sholat lail ia berkata,“ maafkan aku, aku tak bolehmenyakitimu, kamu menderitakarena ego nya aku. Besok kitapulang ke Jakarta, biar Desipulang dengan mama, papa danjuga adik-adikku ”Aku menatapnya dengan penuhkeheranan. Tapi ia langsungmengajakku untuk istirahat. Saattidur ia memelukku sangat erat.Aku tersenyum saja, sudah lamaini tidak terjadi. Ya Allah.. apakahEngkau akan menyuruh malaikatmaut untuk mengambil nyawakusekarang ini, karena aku telahmerasakan kehadirannya saat ini.Tapi.. masih bisakah engkauijinkan aku untuk merasakankehangatan dari suamiku yantelah hilang selama 2 tahun ini..Suamiku berbisik, “Bunda kokkurus?”Aku menangis dalam kebisuan.Pelukannya masih bisa akurasakan.Aku pun berkata, “Ayah kenapatidak tidur dengan Desi?””Aku kangen sama kamu Bunda,aku tak mau menyakitimu lagi.Kamu sudah sering terluka olehsikapku yang egois. ” Denganlembut suamiku menjawab sepertiitu.Lalu suamiku berkata, ”Bun,Ayah minta maaf telahmenelantarkan bunda.. Selamaayah di Sabang, ayah dengarkalau bunda tidak tulus mencintaiayah, bunda seperti mengejarsesuatu, seperti mengejar hartaayah dan satu lagi.. ayah pernahmelihat sms bunda denganmantan pacar bunda dimanaisinya kalau bunda gak mauberbuat “seperti itu” dantulisan seperti itu diberi tandakutip (“seperti itu”). Ayahingin ngomong tapi takut bundatersinggung dan ayah berpikirkalau bunda pernah tidurdengannya sebelum bundabertemu ayah, terus ayahdimarahi oleh keluarga ayahkarena ayah terlalu memanjakanbunda.. ”Hati ini sakit ketika difitnah olehsuamiku, ketika tidak adakepercayaan di dirinya, hanyakarena omongan keluarganyayang tidak pernah melihat betapatulusnya aku mencintai pasanganseumur hidupku ini.Aku hanya menjawab, “Akusudah ceritakan itu kan Yah.. Akutidak pernah berzinah dan akumencintaimu setulus hatiku, jikaaku hanya mengejar hartamengapa aku memilih kamu?Padahal banyak lelaki yang lebihmapan darimu waktu itu Yah.. Jikaaku hanya mengejar hartamu, akutak mungkin setiap hari menangiskarena menderitamencintaimu.. “Entah aku harus bahagia atau akuharus sedih karena sahabatkusendirian dikamar pengantin itu.Malam itu, aku menyelesaikanmasalahku dengan suamiku danberusaha memaafkannya besertasikap keluarganya juga.Karena aku tak mau mati dalamhati yang penuh dengan rasabenci***Keesokan harinya …Ketika aku ingin terbangun untukmengambil wudhu, kepalakupusing, rahimku sakit sekali.. akumengalami pendarahan dansuamiku kaget bukan main, ialangsung menggendongku.Aku pun dilarikan ke rumah sakit..Dari kejauhan aku mendengarsuara zikir suamiku..Aku merasakan tanganku basah..Ketika kubuka mata ini, kulihatwajah suamiku penuh denganrasa kekhawatiran.Ia menggenggam tangankudengan erat.. Dan mengatakan,” Bunda, Ayah minta maaf…Berkali-kali ia mengucapkan halitu. Dalam hatiku, apa ia tahu apayang terjadi padaku?Aku berkata dengan suara yanglirih, ”Yah, bunda ingin pulang..bunda ingin bertemu kedua orangtua bunda, anterin bunda kesanaya, Yah.. ”“Ayah jangan berubah lagi ya!Janji ya, Yah… !!! Bunda sayangbanget sama Ayah.”Tiba-tiba saja kakiku sakit sangatsakit, sakitnya semakin keatas,kakiku sudah tak bisa bergeraklagi.. aku tak kuat lagi memegangtangan suamiku. Kulihat wajahnyayang tampan, berlinang air mata.Sebelum mata ini tertutup,kulafazkan kalimat syahadat danditutup dengan kalimat tahlil.Aku bahagia melihat suamikupunya pengganti diriku..Aku bahagia selalu melayaninyadalam suka dan duka..Menemaninya dalam ketika iamengalami kesulitan dari kamipacaran sampai kami menikah.Aku bahagia bersuamikan dia. Diaadalah nafasku.Untuk Ibu mertuaku : “Maafkanaku telah hadir didalamkehidupan anakmu sampai akuhidup didalam hati anakmu.Ketahuilah Ma.. dari dulu akuselalu berdo ’a agar Mamamerestui hubungan kami.Mengapa engkau fitnah dirikudidepan suamiku, apa engkaupunya buktinya Ma?Mengapa engkau sangat cemburupadaku Ma?Fikri tetap milikmu Ma, aku takpernah menyuruhnya untukdurhaka kepadamu, dari dulu akuselalu mengerti apa yang kamiinginkan dari anakmu, tapimengapa kau benci diriku..Dengan Desi kau sangat baiktetapi denganku menantumu kaubersikap sebaliknya.. ”***Setelah ku buka laptop, kubacacurhatan istriku.=====================================================Ayah, mengapa keluargamusangat membenciku?Aku dihina oleh mereka ayah..Mengapa mereka bisa baikterhadapku pada saat ada dirimu?Pernah suatu ketika aku bertemuDian di jalan, aku menegurnyakarena dia adik iparku tapi akudisambut dengan wajahketidaksukaannya. Sangat terlihatAyah..Tapi ketika engkau bersamaku,Dian sangat baik, sangat manisdan ia memanggilku denganpanggilan yang sangatmenghormatiku. Mengapa sepertiitu ayah ?Aku tak bisa berbicara tentang inipadamu, karena aku tahu kamupasti membela adikmu, tak adagunanya Yah..Aku diusir dari rumah sakit.Aku tak boleh merawat suamiku.Aku cemburu pada Desi yangsangat akrab dengan mertuaku.Tiap hari ia datang ke rumah sakitbersama mertuaku.Aku sangat marah..Jika aku membicarakan hal inipada suamiku, ia akan pastimembela Desi danibunya..Aku tak mau sakit hati lagi..Ya Allah kuatkan aku, maafkanaku..Engkau Maha Adil..Berilah keadilan ini padaku, YaAllah..Ayah sudah berubah, ayah sudahtak sayang lagi pada ku.Aku berusaha untuk mandiri ayah,aku tak akan bermanja-manja lagipadamu..Aku kuat ayah dalam kesakitanini..Lihatlah ayah, aku kuat walaupunpenyakit kanker ini terusmenyerangku..Aku bisa melakukan ini semuasendiri ayah..Besok suamiku akan menikahdengan perempuan itu.Perempuan yang aku benci, yangaku cemburui, tapi aku tak bolehegois, ini untuk kebahagiankeluarga suamiku. Aku harussadar diri.Ayah, sebenarnya aku tak maudiduakan olehmu..Mengapa harus Desi yang menjadisahabatku?Ayah.. aku masih tak rela..Tapi aku harus ikhlasmenerimanya.Pagi nanti suamikumelangsungkan pernikahankeduanya. Semoga saja aku masihpunya waktu untuk melihatnyatersenyum untukku. Aku inginsekali merasakan kasih sayangnyayang terakhir. Sebelum ajal inimenjemputku.” Ayah.. aku kangen Ayah..”============================’’ Dan kini aku telahmembawamu ke orang tuamu,Bunda..Aku akan mengunjungimusebulan sekali bersama Desi diPulau Kayu ini.Aku akan selalu membawakanmubunga mawar yang berwana pinkyang mencerminkan keceriaanhatimu yang sakit tertusukduri. ’’Bunda tetap cantik, selalutersenyum disaat tidur..Bunda akan selalu hidup dihatiayah..Bunda.. Desi tak sepertimu, yangtidak pernah marah..Desi sangat berbeda denganmu, iatak pernah membersihkantelingaku, rambutku tak pernah dicreambathnya, kakiku pun takpernah dicucinya.Ayah menyesal telahmenelantarkanmu selama 2tahun, kamu sakit pun aku takperduli, hidup dalamkesendirianmu..Seandainya Ayah takmenelantarkan Bunda, mungkinAyah masih bisa tidur denganbelaian tangan Bunda yang halus..Sekarang Ayah sadar, bahwa ayahsangat membutuhkan bunda..Bunda.. kamu wanita yang palingtegar yang pernah kutemui..Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidurtetap manis. Senyum manjamuterlihat di tidurmu yang panjang..’’ Maafkan aku, tak bisabersikap adil danmembahagiakanmu, aku selalumeng-iyakan apa kata ibuku,karena aku takut menjadi anakdurhaka.Maafkan aku ketika kau di fitnaholeh keluargaku, aku percayabegitu saja..Apakah Bunda akan mendapatpengganti ayah di surga sana?Apakah Bunda tetap menantiayah disana? Tetap setia dialamsana?Tunggulah Ayah disana Bunda..Bisakan? Seperti Bundamenunggu ayah di sini.. Akumohon..’’ Ayah Sayang Bunda….’’
Cinta itu butuh kesabaran..Sampai dimanakah kita harusbersabar menanti cinta kita???Hari itu.. aku dengannyaberkomitmen untuk menjaga cintakita..Aku menjadi perempuan yg palingbahagia …..Pernikahan kami sederhananamun meriah …..Ia menjadi pria yang sangatromantis pada waktu itu.Aku bersyukur menikah denganseorang pria yang shaleh, pintar,tampan & mapan pula.Ketika kami berpacaran dia sudahsukses dalam karirnya.Kami akan berbulan madu ditanah suci, itu janjinya ketika kamiberpacaran dulu..Dan setelah menikah, akumengajaknya untuk umroh ketanah suci …Aku sangat bahagia dengannya,dan dianya juga sangatmemanjakan aku … sangat terlihatdari rasa cinta dan rasasayangnya pada ku.Banyak orang yang bilang kamiadalah pasangan yang serasi.Sangat terlihat sekali bagaimansuamiku memanjakanku. Dan akubahagia menikah dengannya.
***Lima tahun berlalu sudah kamimenjadi suami istri, sangat takterasa waktu begitu cepaberjalan walaupun kami hanyahidup berdua saja karena sampaisaat ini aku belum bisamemberikannya seorang malaikatkecil (bayi) di tengahkeharmonisan rumah tanggakamiKarena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadiaku harus berusaha untukmendapatkan penerus generasibaginya.Alhamdulillah saat itu suamikumendukungku …Ia mengaggap Allah belummempercayai kami untuk menjagatitipan-NYA.Tapi keluarganya mulai resah. Dariawal kami menikah, ibu & adiknyatidak menyukaiku. Aku seringmendapat perlakuan yang tidakmenyenangkan dari mereka,namun aku selalu berusahamenutupi hal itu dari suamiku …Didepan suami ku mereka berlakusangat baik padaku, tapidibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka …Pernah suatu ketika satu tahunusia pernikahan kami, suamikumengalami kecelakaan, mobilnyahancur. Alhamdulillah suami kuselamat dari maut yang hampirmembuat ku menjadi seorangjanda itu.Ia dirawat dirumah sakit padasaat dia belum sadarkan dirisetelah kecelakaan. Aku selalumenemaninya siang & malamsambil kubacakan ayat-ayat suciAl – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan daritempat aku melakukan aktivitassosial ku, aku sibuk mengurussuamiku yang sakit karenakecelakaan.Namun saat ketika aku kembali kerumah sakit setelah dari rumahkami, aku melihat di dalamkamarnya ada ibu, adik-adiknyadan teman-teman suamiku, dandisaat itu juga.. aku melihat adaseorang wanita yang sangatakrab mengobrol dengan ibumertuaku. Mereka tertawamenghibur suamiku.Alhamdulillah suamiku ternyatasudah sadar, aku menangis ketikamelihat suami ku sudah sadar,tapi aku tak boleh sedih dihadapannya.Kubuka pintu yang tertutup rapatitu sambil mengatakan,“ Assalammu’alaikum” danmereka menjawab salam ku. Akuberdiam sejenak di depan pintudan mereka semua melihatku.Suamiku menatapku penuh manja,mungkin ia kangen padakukarena sudah 5 hari mata nyaselalu tertutup.Tangannya melambai,mengisyaratkan aku untukmemegang tangannya erat.Setelah aku menghampirinya,kucium tangannya sambil berkata“ Assalammu’alaikum”, ia punmenjawab salam ku dengansuaranya yg lirih namun penuhdengan cinta. Aku pun senyummelihat wajahnya.Lalu.. Ibu nya berbicara denganku…
“Fis, kenalkan ini Desi temanFikri”.Aku teringat cerita dari suamikubahwa teman baiknya pernahmencintainya, perempuan itubernama Desi dan dia sangatakrab dengan keluarga suamiku.Hingga akhirnya aku bertemudengan orangnya juga. Aku punlangsung berjabat tangandengannya, tak banyak aku bicaradi dalam ruangan tersebut,akutak mengerti apa yg merekabicarakan.Aku sibuk membersihkan &mengobati luka-luka di kepalasuamiku, baru sebentar akumembersihkan mukanya, tiba-tibaadik ipar ku yang bernama Dianmengajakku keluar, ia mintaditemani ke kantin. Dan suamikupun mengijinkannya. Kemudianaku pun menemaninya.Tapi ketika di luar adik ipar kuberkata, ”lebih baik kau pulangsaja, adakami yg menjaga abang disini. Kauistirahat saja. ”Anehnya, aku tak diperbolehkanberpamitan dengan suamikudengan alasan abang harusbanyak beristirahat dan karenapsikologisnya masih labil. Akuberdebat dengannyamempertanyakan mengapa akutidak diizinkan berpamitandengan suamiku. Tapi tiba-tibaibu mertuaku datangmenghampiriku dan ia jugamengatakan hal yang sama.Nantinya dia akan memberi alasanpada suamiku mengapa akupulang tak berpamitan padanya,toh suamiku selalu menurut apakata ibunya, baik ibunya Salahataupun Tidak, suamiku tetap sajamembenarkannya. Akhirnya akupun pergi meninggalkan rumahsakit itu dengan linangan airmata.Sejak saat itu aku tidak pernadiijinkan menjenguk suamikusampai ia kembali dari rumahsakit. Dan aku hanya bisamenangis dalam kesendirianku.Menangis mengapa mereksangat membenciku.
***Hari itu.. aku menangis tanpasebab, yang ada di benakku akutakut kehilangannya, aku takutcintanya dibagi dengan yang lain.Pagi itu, pada saat akumembersihkan pekarangan rumahkami, suamiku memanggil ku ketaman belakang, ia baru sajaselesai sarapan, ia mengajakkududuk di ayunan favorit kamisambil melihat ikan-ikan yangbertaburan di kolam air mancuritu.Aku bertanya, ”Ada apa kamumemanggilku?”Ia berkata, ”Besok aku akanmenjenguk keluargaku diSabang ”Aku menjawab, ”Ia sayang.. akutahu, aku sudah mengemasibarang-barang kamu di travel bagdan kamu sudah memeegangtiket bukan ?”“Ya tapi aku tak akan lamadisana, cuma 3 minggu akudisana, aku juga sudah lama tidakbertemu dengan keluargabesarku sejak kita menikah danaku akan pulang dengan mamaku ”, jawabnya tegas.“Mengapa baru sekarang bicaraaku pikir hanya seminggu sajakamu disana ?“, tanya ku balikkepadanya penuh dengan rasapenasaran dan sedikit rasakecewa karena ia barumemberitahukan rencanakepulanggannya itu, padahal akutelah bersusah payah mencarikantiket pesawat untuknya.” Mama minta aku yangmenemaninya saat pulangnanti ”, jawabnya tegas.”Sekarang aku ingin sehariandengan kamu karena nanti kita 3minggu tidak bertemu, ya kan ?”,lanjut nya lagi sambil memelukkudan mencium keningku. Hatikusedih dengan keputusannya, tapitak boleh aku tunjukkan padanya.Bahagianya aku dimanja dengansuami yang penuh dengan rasasayang & cintanya walauterkadang ia bersikap kurang adilterhadapku.Aku hanya bisa tersenyum saja,padahal aku ingin bersamaSuamiku, tapi karena keluarganyatidak menyukaiku hanya karenamereka cemburu padaku karenaSuamiku sangat sayang padaku.Kemudian aku memutuskan agaria saja yg pergi dan kami jugaharus berhemat dalampengeluaran anggaran rumahtangga kamiKarena ini acara sakral bagikeluarganya, jadi seluruhkeluarganya harus komplit.Walaupun begitu, aku pun tetaptak akan diperdulikan olehkeluarganya harus datangataupun tidak. Tidak hadir justrumembuat mereka sangat senangdan aku pun tak mau membuatriuh keluarga ini.Malam sebelum kepergiannya, akumenangis sambil membereskankeperluan yang akan dibawanyake Sabang, ia menatapku danmenghapus airmata yang jatuhdipipiku, lalu aku peluk eratdirinya. Hati ini bergumam takmerelakan dia pergi seakan terjadisesuatu, tapi aku tidak tahu apayang akan terjadi. Aku hanya bisamenangis karena akan ditinggalpergi olehnya.Aku tidak pernah ditinggal pergiselama ini, karena kami selalubersama-sama kemana pun iapergi.Apa mungkin aku sedih karenaaku sendirian dan tidak memilikiteman, karena biasanya hanyapembantu sajalah temanmengobrolku.Hati ini sedih akan di tinggal pergiolehnya.Sampai keesokan harinya, akuterus menangis.. menangisikepergiannya. Aku tak tahumengapa sesedih ini, perasaankutak enak, tapi aku tak boleberburuk sangka. Aku haruspercaya apada suamiku. Dia pastiakan selalu menelponku.
***Berjauhan dengan suamiku, akumerasa sangat tidak nyaman, akumerasa sendiri. Untunglah akumempunyai kesibukan sebagaiseorang aktivis, jadinya aku takterlalu kesepian ditinggal pergi keSabang.Saat kami berhubungan jarakjauh, komunikasi kami memburukdan aku pun jatuh sakit. Rahimkuterasa sakit sekali seperti di lilitoleh tali. Tak tahan aku menahanrasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalamipendarahan. Aku dilarikan kerumah sakit oleh adik laki-lakikuyang kebetulan menemanikudisana. Dokter memvonis akuterkena kanker mulut rahimstadium 3.Aku menangis.. apa yang bisa akubanggakan lagi..Mertuaku akan semakinmenghinaku, suamiku yangmalang yang selalu berharap akanpunya keturunan dari rahimku.namun aku tak bisamemberikannya keturunan. Dankemudian aku hanya bisamemeluk adikku.Aku kangen pada suamiku, akuselalu menunggu ia pulang danbertanya-tanya, “kapankah iasegera pulang?” aku tak tahu..Sementara suamiku disana, akutidak tahu mengapa ia selalumarah-marah jika menelponkuBagaimana aku akanmenceritakan kondisiku jika iaselalu marah-marah terhadapku..Lebih baik aku tutupi dulutentang hal ini dan aku juga takmau membuatnya khawatirselama ia berada di Sabang.Lebih baik nanti saja ketika iasudah pulang dari Sabang, akuakan cerita padanya. Setiap hariaku menanti suamiku pulang, haridemi hari aku hitung …Sudah 3 minggu suamiku diSabang, malam itu ketika akusedang melihat foto-foto kami,ponselku berbunyi menandakanada sms yang masuk.Kubuka di inbox ponselku,ternyata dari suamiku yang sms.Ia menulis, “aku sudah beli tiketuntuk pulang, aku pulangnya satuhari lagi, aku akan kabarin lagi ”.Hanya itu saja yang diinfokannya.Aku ingin marah, tapi aku pendamsaja ego yang tidak baik ini. Hariyg aku tunggu pun tiba, akumenantinya di rumah.Sebagai seorang istri, aku punberdandan yang cantik danmemakai parfum kesukaannyauntuk menyambut suamikupulang, dan nantinya aku jugakan menyelesaikan masalahkomunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.Bel pun berbunyi, kubukakanpintu untuknya dan ia punmengucap salam. Sebelum masuk,aku pegang tangannya kedepanteras namun ia tetap berdiri, akumembungkuk untuk melepaskansepatu, kaos kaki dan kucucikedua kakinya, aku tak mau adasyaithan yang masuk ke dalamrumah kami.Setelah itu akupun berdirilangsung mencium tangannyatapi apa reaksinya..Masya Allah.. ia tidak menciumkeningku, ia hanya diam danlangsung naik keruangan atas,kemudian mandi dan tidur tanpabertanya kabarku..Aku hanya berpikir, mungkin diacapek. Aku pun segera merapikanbawaan nya sampai aku puntertidur. Malam menunjukkan 1/3malam, mengingatkan aku padatempat mengadu yaitu Allah, SangMaha Pencipta.Biasa nya kami selaluberjama ’ah, tapi karena melihatnya tidur sangat pulas, aku taktega membangunkannya. Akuhanya mengelus wajahnya danaku cium keningnya, lalu akusholat tahajud 8 rakaat plus witir3 raka ’at.
***Aku mendengar suara mobilnya,aku terbangun lalu aku melihatdirinya dari balkon kamar kamiyang bersiap-siap untuk pergi.Lalu aku memanggilnya tapi ia takmendengar. Kemudian aku ambilJilbabku dan aku berlari dari ataske bawah tanpa memperdulikandarah yg bercecer dari rahimkuuntuk mengejarnya tapi ia begitucepat pergi.Aku merasa ada yang anehdengan suamiku. Ada apa dengansuamiku? Mengapa ia bersikaptidak biasa terhadapku?Aku tidak bisa diam begitu saja,firasatku mengatakan adasesuatu. Saat itu juga akulangsung menelpon kerumahmertuaku dan kebetulan Dianyang mengangkat telponnya, akubercerita dan aku bertanya apayang sedang terjadi dengansuamiku. Dengan enteng iamenjawab, “Loe pikir ajasendiri!!!”. Telpon pun langsungterputus.Ada apa ini? Tanya hatiku penuhdalam kecemasan. Mengapasuamiku berubah setelah iakembali dari kota kelahirannya.Mengapa ia tak mau berbicarapadaku, apalagi memanjakan aku.Semakin hari ia menjadi orangyang pendiam, seakan ia telahmelepas tanggung jawabnyasebagai seorang suami. Kamihanya berbicara seperlunya saja,aku selalu diintrogasinya. Selalubertanya aku dari mana danmengapa pulang terlambat dan iabertanya dengan nada yg kerasSuamiku telah berubah..Bahkan yang membuat ku kaget,aku pernah dituduhnya berzinadengan mantan pacarku. Inginrasanya aku menampar suamikuyang telah menuduhku serendahitu, tapi aku selalu ingat..sebagaimana pun salahnyaseorang suami, status suami tetapdi atas para istri, itu pedomanyang aku pegang.Aku hanya berdo ’a semogasuamiku sadar akan prilakunya.
***Dua tahun berlalu, suamiku takkunjung berubah juga. Akumenangis setiap malam, lelahmenanti seperti ini, kami sepertiorang asing yang baru sajaberkenalan.Kemesraan yang kami ciptakandulu telah sirna. Walaupunkondisinya tetap seperti itu, akutetap merawatnya & menyiakansegala yang ia perlukan.Penyakitkupun masih aku simpandengan baik dan sekalipun ia takpernah bertanya perihal obat apayang aku minum. Kebahagiaan kutelah sirna, harapan menjadi ibupun telah aku pendam. Aku taktahu kapan ini semua akanberakhir.Bersyukurlah.. aku punyapenghasilan sendiri dariaktifitasku sebagai seorang gurungaji, jadi aku tak perlu memintauang padanya hanya untukpengobatan kankerku. Aku punhanya berobat semampuku.Sungguh.. suami yang dulu akupuja dan aku banggakan,sekarang telah menjadi orangasing bagiku, setiap aku bertanyaia selalu menyuruhku untukberpikir sendiri. Tiba-tiba sajamalam itu setelah makan malamusai, suamiku memanggilku.“Ya, ada apa Yah!” sahutkudengan memanggil namakesayangannya “Ayah”.“Lusa kita siap-siap ke Sabangya.” Jawabnya tegas.“Ada apa? Mengapa?”, sahutkupenuh dengan keheranan.Astaghfirullah.. suami ku yangdulu lembut tiba-tiba saja menjadikasar, dia membentakku.Sehingga tak ada lagi kelanjutandiskusi antara kami.Dia mengatakan ”Kau ikut sajajangan banyak tanya!!”Lalu aku pun bersegeramengemasi barang-barang yangakan dibawa ke Sabang sambilmenangis, sedih karena suamikukini tak ku kenal lagi.Lima tahun kami menikah dansudah 2 tahun pula ia menjadiorang asing buatku. Ku lihatkamar kami yg dulu hangat penuhcinta yang dihiasi foto pernikahankami, sekarang menjadi dingin..sangat dingin dari batu es. Akumenangis dengan kebingunganini. Ingin rasanya aku berontakberteriak, tapi aku tak bisa.Suamiku tak suka dengan wanitayang kasar, ngomong dengannada tinggi, suka membantingbarang-barang. Dia bilangperbuatan itu menunjukkan sikapketidakhormatan kepadanya. Akuhanya bisa bersabar menantinyabicara dan sabar mengobatipenyakitku ini, dalamkesendirianku..
***Kami telah sampai di Sabang, akumasih merasa lelah karenasemalaman aku tidak tidur karenaterus berpikir. Keluarga besarnyajuga telah berkumpul disana,termasuk ibu & adik-adiknya. Akutidak tahu ada acara apa ini..Aku dan suamiku pun masuk kekamar kami. Suamiku tak betahdidalam kamar tua itu, ia punlangsung keluar bergabundengan keluarga besarnya.Baru saja aku membongkar koperkami dan ingin memasukkannyake dalam lemari tua yg berada didekat pintu kamar, lemari tuayang telah ada sebelum suamikulahir, tiba-tiba Tante Lia, tanteyang sangat baik padakumemanggil ku untuk bersegeraberkumpul diruang tengah, akupun menuju ke ruang keluargayang berada ditengah rumahbesar itu, yang tampak sepertirumah zaman peninggalanbelanda.Kemudian aku duduk disampingsuamiku, dan suamiku menundukpenuh dengan kebisuan, aku takberani bertanya padanya.Tiba-tiba saja neneknya, orangyang dianggap paling tua danpaling berhak atas semuanya,membuka pembicaraan.“Baiklah, karena kalian telahberkumpul, nenek ingin bicaradengan kau Fisha ”. Neneknyberbicara sangat tegas, dengansorot mata yang tajam.” Ada apa ya Nek?” sahutkudengan penuh tanya..Nenek pun menjawab, “Kautelah bergabung dengan keluargakami hampir 8 tahun, sampai saatini kami tak melihat tanda-tandakehamilan yang sempurna sebabselama ini kau selalukeguguran !!“.Aku menangis.. untuk inikah akudiundang kemari? Untuk dihinaataukah dipisahkan dengansuamiku?“ Sebenarnya kami sudah punyacalon untuk Fikri, dari dulu..sebelum kau menikah dengannya.Tapi Fikri anak yang keras kepala,tak mau di atur,dan akhirnyamenikahlah ia dengan kau. ”Neneknya berbicara sangatlantang, mungkin logat orangSabang seperti itu semua.Aku hanya bisa tersenyum danmelihat wajah suamiku yangkosong matanya.“Dan aku dengar dari ibumertuamu kau pun sudahberkenalan dengannya ”,neneknya masih melanjutkanpembicaraan itu.Sedangkan suamiku hanyaterdiam saja, tapi aku lihat airmatanya. Ingin aku peluk suamikuagar ia kuat dengan semua ini,tapi aku tak punya keberanian itu.Neneknya masih saja berbicarapanjang lebar dan yang terakhirdari ucapannya dengan mimikwajah yang sangat menantangkemudian berkata, “kau maunyagimana? kau dimadu ataudiceraikan ?“MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. akuingin jatuh pingsan. Hati iniseakan remuk mendengarnya,hancur hatiku. Mengapakeluarganya bersikap seperti interhadapku..Aku selalu munutupi masalah inidari kedua orang tuaku yangtinggal di pulaukayu, mereka mengira aku sangatbahagia 2 tahun belakangan ini.“ Fish, jawab!.” Dengan tegasIbunya langsung memintakuuntuk menjawab.Aku langsung memegang tangansuamiku. Dengan tangan yangdingin dan gemetar akumenjawab dengan tegas.Walaupun aku tidak bisaberdiskusi dulu dengan imamku,tapi aku dapat berdiskusidengannya melalui bathiniah.‘’ Untuk kebaikan dan masadepan keluarga ini, aku akanmenyambut baik seorang wanitabaru dirumah kami.. ”Itu yang aku jawab, dengan katalain aku rela cintaku dibagi. Danpada saat itu juga suamikumemandangku dengan tetesan airmata, tapi air mataku tak sedikitpun menetes di hadapan mereka.Aku lalu bertanya kepadasuamiku, “Ayah siapakah yangakan menjadi sahabatku dirumahkita nanti, yah ?”Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”Aku pun langsung menarik napasdan langsung berbicara, ”Kapanpernikahannya berlangsung? Apayang harus saya siapkan dalampernikahan ini Nek?. ”Ayah mertuaku menjawab,“ Pernikahannya 2 minggulagi.””Baiklah kalo begitu saya akanmenelpon pembantu di rumah,untuk menyuruhnya mengurus KKkami ke kelurahan besok ”,setelah berbicara seperti itu akupermisi untuk pamit ke kamarTak tahan lagi.. air mata ini akanturun, aku berjalan sangat cepat,aku buka pintu kamar dan akulangsung duduk di tempat tidur.Ingin berteriak, tapi aku sendiridisini. Tak kuat rasanya menerimahal ini, cintaku telah dibagi. Sakit.Diiringi akutnya penyakitku..Apakah karena ini suamikumenjadi orang yang asing selama2 tahun belakangan ini?Aku berjalan menuju ke meja rias,kubuka jilbabku, aku bercerminsambil bertanya-tanya, “sudahtidak cantikkah aku ini?“Ku ambil sisirku, aku menyisirirambutku yang setiap hari rontok.Kulihat wajahku, ternyata akumemang sudah tidak cantik lagi,rambutku sudah hampir habis..kepalaku sudah botak dibagiantengahnya.Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka,ternyata suamiku yang datang, iaberdiri dibelakangku. Tak kuhapusair mata ini, aku bersegeramemandangnya dari cermin mejarias itu.Kami diam sejenak, lalu aku mulaipembicaraan, “terima kasihayah, kamu memberi sahabatkepada ku. Jadi aku tak perlusedih lagi saat ditinggal pergikamu nanti! Iya kan?. ”Suamiku mengangguk sambilmelihat kepalaku tapi taksedikitpun ia tersenyum danbertanya kenapa rambutkurontok, dia hanya mengatakanjangan salah memakai shampo.Dalam hatiku bertanya,“ mengapa ia sangat cuek?”dan ia sudah tak memanjakankulagi. Lalu dia berkata, “sudahmalam, kita istirahat yuk!““Aku sholat isya dulu baru akutidur”, jawabku tenang.Dalam sholat dan dalam tidur akumenangis. Ku hitung mundurwaktu, kapan aku akan berbagiSuami dengannya. Aku pun ikutsibuk mengurusi pernikahansuamiku.Aku tak tahu kalau Desi orangSabang juga. Sudahlah, inimungkin takdirku. Aku inginsuamiku kembali seperti dulu,yang sangat memanjakan akuatas rasa sayang dan cintanya itu..
***Malam sebelum hari pernikahansuamiku, aku menulis curahanhatiku di laptopku.Di laptop aku menulis saat-saatterakhirku melihat suamiku, akumarah pada suamiku yang telahmenelantarkanku. Aku menangismelihat suamiku yang sedangtidur pulas, apa salahku? sampaiia berlaku sekejam itu kepadaku.Akusave di mydocument yang bertitle“ Aku Mencintaimu Suamiku.”Hari pernikahan telah tiba, akutelah siap, tapi aku tak sanggupuntuk keluar. Aku berdiri didekatjendela, aku melihat matahari,karena mungkin saja aku takkanbisa melihat sinarnya lagi. Akuberdiri sangat lama.. lalu suamikuyang telah siap dengan pakaianpengantinnya masuk danberbicara padaku.“ Apakah kamu sudah siap?”Kuhapus airmata yang menetesdiwajahku sambil berkata :“ Nanti jika ia telah sah jadiistrimu, ketika kamu membawa iamasuk kedalam rumah ini, cucilahkakinya sebagaimana kamumencuci kakiku dulu, lalu ketikakalian masuk ke dalam kamarpengantin bacakan do ’a diubun-ubunnya sebagaimana yangkamu lakukan padaku dulu. Lalusetelah itu.. ”, perkataankuterhenti karena tak sanggup akumeneruskan pembicaraan itu, akuingin menagis meledak.Tiba-tiba suamiku menjawab“ Lalu apa Bunda?”Aku kaget mendengar kata itu,yang tadinya aku menundukseketika aku langsungmenatapnya dengan mata yangberbinar-binar …“Bisa kamu ulangi apa yangkamu ucapkan barusan?”,pintaku tuk menyakini bahwakuping ini tidak salah mendengar.Dia mengangguk dan berkata,” Baik bunda akan ayah ulangi,lalu apa bunda?”, sambil iamengelus wajah dan menghapusairmataku, dia agak sedikitmembungkuk karena dia sangattinggi, aku hanya sedadanya saja.Dia tersenyum sambil berkata,” Kita lihat saja nanti ya!”. Diamemelukku dan berkata, “bundaadalah wanita yang paling kuatyang ayah temui selain mama ”..Kemudian ia mencium keningku,aku langsung memeluknya eratdan berkata, “Ayah, apakah iniakan segera berakhir? Ayahkemana saja? Mengapa Ayahberubah? Aku kangen sama Ayah?Aku kangen belaian kasih sayangAyah? Aku kangen denganmanjanya Ayah? Aku kesepianAyah? Dan satu hal lagi yangharus Ayah tau, bahwa aku tidakpernah berzinah! Dulu.. waktuawal kita pacaran, aku memangbelum bisa melupakannya, setelah4 bulan bersama Ayah baru bisaaku terima, jika yang dihadapankuitu adalah lelaki yang aku cari.Bukan berarti aku pernah berzinAyah. ” Aku langsung bersujud dikakinya dan muncium kakiimamku sambil berkata, ”Akuminta maaf Ayah, telahmembuatmu susah ”.Saat itu juga, diangkatnyabadanku.. ia hanya menangis.Ia memelukku sangat lama, 2tahun aku menanti dirinyakembali. Tiba-tiba perutku sakit,ia menyadari bahwa ada yangtidak beres denganku dan ibertanya, ”bunda baik-baik sajakan?” tanyanya dengan penuhkhawatir.Aku pun menjawab, “bisamemeluk dan melihat kamukembali seperti dulu itu sudahmebuatku baik, Yah. Aku hanyatak bisa bicara sekarang “.Karena dia akan menikah. Aku takmau membuat dia khawatir. Diaharus khusyu menjalani acaraprosesi akad nikah tersebut.
***Setelah tiba dimasjid, ijab-qabulpun dimulai. Aku dudukdiseberang suamiku.Aku melihat suamiku dudukberdampingan denganperempuan itu, membuat hati inicemburu, ingin berteriakmengatakan, “Ayah jangan!!”,tapi aku ingat akan kondisiku.Jantung ini berdebar kencang saatmendengar ijab-qabul tersebut.Begitu ijab-qabul selesai, akumenarik napas panjang. Tante Lia,tante yang baik itu, memelukku..Dalam hati aku berusaha untukmenguatkan hati ini. Ya … akukuat.Tak sanggup aku melihat merekaduduk bersanding dipelaminan.Orang-orang yang hadir di acararesepsi itu iba melihatku, merekamelihatku dengan tatapan sangaaneh, mungkin melihat wajahkuyang selalu tersenyum, tapidibalik itu.. hatiku menangis.Sampai dirumah, suamikulangsung masuk ke dalam rumahbegitu saja. Tak mencuci kakinya.Aku sangat heran denganperilakunya. Apa iya, dia tidaksuka dengan pernikahan ini?Sementara itu Desi disambuthangat di dalam keluargasuamiku, tak seperti aku dahulu,yang di musuhi.Malam ini aku tak bisa tidur,bagaimana bisa? Suamiku akantidur dengan perempuan yangsangat aku cemburui. Aku taktahu apa yang sedang merekalakukan didalam sana.Sepertiga malam pada saat akuingin sholat lail aku keluar untukberwudhu, lalu aku melihat adalelaki yang mirip suamiku tidurdisofa ruang tengah. Kudekati lalukulihat. Masya Allah.. suamiku taktidur dengan wanita itu, iaternyata tidur disofa, aku dudukdisofa itu sambil mengheluswajahnya yang lelah, tiba-tiba iamemegang tangan kiriku, tentusaja aku kaget.“ Kamu datang ke sini, aku puntahu”, ia berkata seperti itu. Akutersenyum dan megajaknya sholatlail. Setelah sholat lail ia berkata,“ maafkan aku, aku tak bolehmenyakitimu, kamu menderitakarena ego nya aku. Besok kitapulang ke Jakarta, biar Desipulang dengan mama, papa danjuga adik-adikku ”Aku menatapnya dengan penuhkeheranan. Tapi ia langsungmengajakku untuk istirahat. Saattidur ia memelukku sangat erat.Aku tersenyum saja, sudah lamaini tidak terjadi. Ya Allah.. apakahEngkau akan menyuruh malaikatmaut untuk mengambil nyawakusekarang ini, karena aku telahmerasakan kehadirannya saat ini.Tapi.. masih bisakah engkauijinkan aku untuk merasakankehangatan dari suamiku yantelah hilang selama 2 tahun ini..Suamiku berbisik, “Bunda kokkurus?”Aku menangis dalam kebisuan.Pelukannya masih bisa akurasakan.Aku pun berkata, “Ayah kenapatidak tidur dengan Desi?””Aku kangen sama kamu Bunda,aku tak mau menyakitimu lagi.Kamu sudah sering terluka olehsikapku yang egois. ” Denganlembut suamiku menjawab sepertiitu.Lalu suamiku berkata, ”Bun,Ayah minta maaf telahmenelantarkan bunda.. Selamaayah di Sabang, ayah dengarkalau bunda tidak tulus mencintaiayah, bunda seperti mengejarsesuatu, seperti mengejar hartaayah dan satu lagi.. ayah pernahmelihat sms bunda denganmantan pacar bunda dimanaisinya kalau bunda gak mauberbuat “seperti itu” dantulisan seperti itu diberi tandakutip (“seperti itu”). Ayahingin ngomong tapi takut bundatersinggung dan ayah berpikirkalau bunda pernah tidurdengannya sebelum bundabertemu ayah, terus ayahdimarahi oleh keluarga ayahkarena ayah terlalu memanjakanbunda.. ”Hati ini sakit ketika difitnah olehsuamiku, ketika tidak adakepercayaan di dirinya, hanyakarena omongan keluarganyayang tidak pernah melihat betapatulusnya aku mencintai pasanganseumur hidupku ini.Aku hanya menjawab, “Akusudah ceritakan itu kan Yah.. Akutidak pernah berzinah dan akumencintaimu setulus hatiku, jikaaku hanya mengejar hartamengapa aku memilih kamu?Padahal banyak lelaki yang lebihmapan darimu waktu itu Yah.. Jikaaku hanya mengejar hartamu, akutak mungkin setiap hari menangiskarena menderitamencintaimu.. “Entah aku harus bahagia atau akuharus sedih karena sahabatkusendirian dikamar pengantin itu.Malam itu, aku menyelesaikanmasalahku dengan suamiku danberusaha memaafkannya besertasikap keluarganya juga.Karena aku tak mau mati dalamhati yang penuh dengan rasabenci***Keesokan harinya …Ketika aku ingin terbangun untukmengambil wudhu, kepalakupusing, rahimku sakit sekali.. akumengalami pendarahan dansuamiku kaget bukan main, ialangsung menggendongku.Aku pun dilarikan ke rumah sakit..Dari kejauhan aku mendengarsuara zikir suamiku..Aku merasakan tanganku basah..Ketika kubuka mata ini, kulihatwajah suamiku penuh denganrasa kekhawatiran.Ia menggenggam tangankudengan erat.. Dan mengatakan,” Bunda, Ayah minta maaf…Berkali-kali ia mengucapkan halitu. Dalam hatiku, apa ia tahu apayang terjadi padaku?Aku berkata dengan suara yanglirih, ”Yah, bunda ingin pulang..bunda ingin bertemu kedua orangtua bunda, anterin bunda kesanaya, Yah.. ”“Ayah jangan berubah lagi ya!Janji ya, Yah… !!! Bunda sayangbanget sama Ayah.”Tiba-tiba saja kakiku sakit sangatsakit, sakitnya semakin keatas,kakiku sudah tak bisa bergeraklagi.. aku tak kuat lagi memegangtangan suamiku. Kulihat wajahnyayang tampan, berlinang air mata.Sebelum mata ini tertutup,kulafazkan kalimat syahadat danditutup dengan kalimat tahlil.Aku bahagia melihat suamikupunya pengganti diriku..Aku bahagia selalu melayaninyadalam suka dan duka..Menemaninya dalam ketika iamengalami kesulitan dari kamipacaran sampai kami menikah.Aku bahagia bersuamikan dia. Diaadalah nafasku.Untuk Ibu mertuaku : “Maafkanaku telah hadir didalamkehidupan anakmu sampai akuhidup didalam hati anakmu.Ketahuilah Ma.. dari dulu akuselalu berdo ’a agar Mamamerestui hubungan kami.Mengapa engkau fitnah dirikudidepan suamiku, apa engkaupunya buktinya Ma?Mengapa engkau sangat cemburupadaku Ma?Fikri tetap milikmu Ma, aku takpernah menyuruhnya untukdurhaka kepadamu, dari dulu akuselalu mengerti apa yang kamiinginkan dari anakmu, tapimengapa kau benci diriku..Dengan Desi kau sangat baiktetapi denganku menantumu kaubersikap sebaliknya.. ”***Setelah ku buka laptop, kubacacurhatan istriku.=====================================================Ayah, mengapa keluargamusangat membenciku?Aku dihina oleh mereka ayah..Mengapa mereka bisa baikterhadapku pada saat ada dirimu?Pernah suatu ketika aku bertemuDian di jalan, aku menegurnyakarena dia adik iparku tapi akudisambut dengan wajahketidaksukaannya. Sangat terlihatAyah..Tapi ketika engkau bersamaku,Dian sangat baik, sangat manisdan ia memanggilku denganpanggilan yang sangatmenghormatiku. Mengapa sepertiitu ayah ?Aku tak bisa berbicara tentang inipadamu, karena aku tahu kamupasti membela adikmu, tak adagunanya Yah..Aku diusir dari rumah sakit.Aku tak boleh merawat suamiku.Aku cemburu pada Desi yangsangat akrab dengan mertuaku.Tiap hari ia datang ke rumah sakitbersama mertuaku.Aku sangat marah..Jika aku membicarakan hal inipada suamiku, ia akan pastimembela Desi danibunya..Aku tak mau sakit hati lagi..Ya Allah kuatkan aku, maafkanaku..Engkau Maha Adil..Berilah keadilan ini padaku, YaAllah..Ayah sudah berubah, ayah sudahtak sayang lagi pada ku.Aku berusaha untuk mandiri ayah,aku tak akan bermanja-manja lagipadamu..Aku kuat ayah dalam kesakitanini..Lihatlah ayah, aku kuat walaupunpenyakit kanker ini terusmenyerangku..Aku bisa melakukan ini semuasendiri ayah..Besok suamiku akan menikahdengan perempuan itu.Perempuan yang aku benci, yangaku cemburui, tapi aku tak bolehegois, ini untuk kebahagiankeluarga suamiku. Aku harussadar diri.Ayah, sebenarnya aku tak maudiduakan olehmu..Mengapa harus Desi yang menjadisahabatku?Ayah.. aku masih tak rela..Tapi aku harus ikhlasmenerimanya.Pagi nanti suamikumelangsungkan pernikahankeduanya. Semoga saja aku masihpunya waktu untuk melihatnyatersenyum untukku. Aku inginsekali merasakan kasih sayangnyayang terakhir. Sebelum ajal inimenjemputku.” Ayah.. aku kangen Ayah..”============================’’ Dan kini aku telahmembawamu ke orang tuamu,Bunda..Aku akan mengunjungimusebulan sekali bersama Desi diPulau Kayu ini.Aku akan selalu membawakanmubunga mawar yang berwana pinkyang mencerminkan keceriaanhatimu yang sakit tertusukduri. ’’Bunda tetap cantik, selalutersenyum disaat tidur..Bunda akan selalu hidup dihatiayah..Bunda.. Desi tak sepertimu, yangtidak pernah marah..Desi sangat berbeda denganmu, iatak pernah membersihkantelingaku, rambutku tak pernah dicreambathnya, kakiku pun takpernah dicucinya.Ayah menyesal telahmenelantarkanmu selama 2tahun, kamu sakit pun aku takperduli, hidup dalamkesendirianmu..Seandainya Ayah takmenelantarkan Bunda, mungkinAyah masih bisa tidur denganbelaian tangan Bunda yang halus..Sekarang Ayah sadar, bahwa ayahsangat membutuhkan bunda..Bunda.. kamu wanita yang palingtegar yang pernah kutemui..Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidurtetap manis. Senyum manjamuterlihat di tidurmu yang panjang..’’ Maafkan aku, tak bisabersikap adil danmembahagiakanmu, aku selalumeng-iyakan apa kata ibuku,karena aku takut menjadi anakdurhaka.Maafkan aku ketika kau di fitnaholeh keluargaku, aku percayabegitu saja..Apakah Bunda akan mendapatpengganti ayah di surga sana?Apakah Bunda tetap menantiayah disana? Tetap setia dialamsana?Tunggulah Ayah disana Bunda..Bisakan? Seperti Bundamenunggu ayah di sini.. Akumohon..’’ Ayah Sayang Bunda….’’